Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017
PERAN WALI KELAS DALAM PENGELOLAAN KELAS Oleh: Syalma Hendri Wali kelas harus berasal dari guru yang mengajar di kelas tersebut karena berkaitan dengan fungsinya dalam kegiatan bimbingan. Ditunjuk oleh kepala sekolah melalui prosedur tertentu. Penunjukan wali kelas oleh kepala sekolah di awal tahun pelajaran. Secara struktural sekolah,  wali kelas merupakan perpanjangan tangan kepala sekolah dalam mengelola kelas. Jadi, wewenang kepala sekolah sebagai menejer pendidikan di kelas didelegasikan kepada wali kelas. Salah satunya tugas wali kelas yang sudah sama  kita ketahui adalah mengisi raport dan membagikannya kepada siswa. Ini berkaitan dengan tugas wali kelas dibidang administrasi kelas. Selain memiliki tugas  administrasi, wali kelas juga mengelola kelas yang menjadi bimbingannya. Pengelolaan siswa di kelas bertujuan untuk membantu proses belajar siswa agar berjalan seoptimal mungkin. Wali kelas itu sesungguhnya wakil orang tua di sekolah. Pengganti orang tua di seko
  GURU TERUSLAH MENGINSPIRASI Oleh: Syalma Hendri             Setiap tanggal 25 November diperingati HUT PGRI dan Hari Guru Nasional (HGN), segala uforia tentang guru menggema dimana-mana. Mulai dari ucapan selamat dan hadiah bunga sebagai tanda cinta, kata-kata mutiara tentang pentingnya peran guru dalam perkembangan anak didik, dan lomba antar guru yang dilaksanakan penuh dengan kegembiraan. Namun, lebih penting dari itu adalah bagaimana guru bisa memaknai hari guru ini dengan khidmat, sehingga tidak hanya menjadi hari ceremonial tahunan saja. Artinya refleksi diri terus menerus dan meyakini bahwa nasib generasi masa depan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas guru-gurunya.             Memperbaharui niat menjadi guru hendaknya terus dikaji ulang, hal ini sangat berkaitan pada keihklasan dan ketulusan dalam menjalankan tugas, serta dampak kinerja aktif guru dalam proses belajar mengajar. Perjuangan guru dalam mendidik generasi bangsa tidak lagi melihat pada perbedaan nasib
PENTINGNYA ICE BREAKING DALAM PEMBELAJARAN Oleh: Syalma Hendri Semua guru tentunya pernah mengalami situasi belajar yang beku, jenuh, dan membosankan. Ini terjadi biasanya pada jam terakhir, penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi belajar siswa hanya bisa bertahan di kisaran 20 sampai 30 menit, dan kreatifitas guru yang masih menoton dengan metode ceramah. Melihat kondisi seperti itu, siswa melampiaskan dengannya dengan mengobrol atau membuat gaduh di kelas. Jika guru tidak mensiasati dengan cermat, maka guru akan jadi kebingungan. Diantara guru tetap saja menyampaikan materinya meskipun suasana belajar siswa tidak kondusif. Ada guru yang memaksa diam untuk mengikuti pelajaran dengan tertib. Biasanya cara-cara tersebut akan merusak mental siswa, membuat mereka membenci pelajaran, dan bahkan sampai membenci gurunya tersebut. Maka Ice Breaking adalah salah satu solusi bagi guru. Ice breaking, ada yang menyebutnya dengan “energizer” atau “refocus” merupakan teknik-teknik yang d
MENJADI GURU BAHAGIA Oleh: Syalma Hendri, S.Pd.I             Untuk membangun bangsa yang besar, diperlukan orang-orang yang berpikir besar dan selalu bersikap positif, pemikiran ini sangat diperlukan bagi guru-guru yang berani tampil beda dan menjadi inspirasi bagi sekolah lainnya. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar tapi juga pendidik dan pencerdas bangsa, sukses mengajar tidak hanya dilihat dari mengerti atau tidak siswa akan pelajaran, nilainya bagus atau tidak, tetapi juga bagaimana agar siswa memiliki budi pekerti dan akhlak yang baik.             Bahagia adalah sebuah kata dengan sejuta makna. Tidak ada syarat khusus untuk meraih kebahagiaan. Semua orang dari segala umur, jenis kelamin, profesi, dan bahkan status sosial berbeda berusaha mencari makna bahagia. Bahagia akan semakin bertambah, bila kita saling berbagi dengan sesama. Maka tidaklah aneh jika seorang guru adalah manusia yang paling bahagia di dunia. Guru sebagai orang yang setiap hari membagi ilmu pe
MENJADI GURU PENULIS Menjadi penulis memang tidaklah mudah. Namun, pada hakikatnya setiap profesi mempunyai rintangan yang sama. Tergantung bagaimana cara masing-masing orang memandang dan menyikapinya bisa berbeda-beda. Banyak orang tidak mau menulis karena tidak tahu cara memulainya. Yang lainnya tidak berani menulis karena takut gagal. Alasan-alasan klise itu jika tidak diobati, maka akan menimbulkan sifat malas, dan pada akhirnya naskah tidak selesai. All beginings are hard (setiap permulaan itu sukar) pepatah ini benar adanya. Solusinya adalah dengan cara memulai, mulai dari fase yang sederhana (ringan) sampai pada fase yang rumit (berat). Menulis itu ibarat orang memulai lari kecil (jogging). Pada lima menit pertama, sendi-sendi kaki mengejang kaku dan tidak nyaman, napas mulai sesak, dan badan terasa berat. Pada lima menit kedua, kaki sudah semakin pegal dan napas tidak mau berkompromi lagi. Pada lima menit ketiga, napas tersengal-sengal dan kaki sudah tidak mampu berger
GURU KREATIF!  “MENEMUKAN METODE BARU”           Kegiatan belajar mengajar melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar yang bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru gunakan untuk bagaimana mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis. Salah satu yang tidak pernah guru tinggalkan adalah, bagaimana kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh, tetapi nyata; dan betul-betul dipikirkan oleh guru             Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor inteligensi mempengarui daya serap anak di

PERUBAHAN KURIKULUM, KENAPA TIDAK!

PERUBAHAN KURIKULUM, KENAPA TIDAK!           Perubahan, itulah yang abadi dalam kehidupan. Selama masih ada kehidupan maka selama itu pula akan terjadi perubahan. Demikian pula halnya kurikulum 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang kita banggakan bukan tidak mungkin berubah dan diamandemen. Perubahan pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk mengatasi masalah atau meningkatkan kualitas kehidupan manusia Indonesia. Demikian halnya dalam pendidikan, setiap usaha perubahan seharusnya diarahkan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kualitas pendidikan. Perubahan pendidikan seharusnya merupakan suatu upaya perbaikan dan meningakatkan kualitas yang berkesinambungan. Namun tidak demikian dalam pelaksanaannya, seringkali perubahan itu dilakukan hanya untuk memenuhi ambisi pribadi penguasa, termasuk perubahan dalam bidang pendidikan di Indonesia. Banyak anggapan umum yang beredar di masyarakat tentang ganti menteri ganti kebijakan, dan sebagainya.             Kebi