GURU TERUSLAH MENGINSPIRASI
Oleh: Syalma Hendri
Setiap
tanggal 25 November diperingati HUT PGRI dan Hari Guru Nasional (HGN), segala
uforia tentang guru menggema dimana-mana. Mulai dari ucapan selamat dan hadiah
bunga sebagai tanda cinta, kata-kata mutiara tentang pentingnya peran guru
dalam perkembangan anak didik, dan lomba antar guru yang dilaksanakan penuh
dengan kegembiraan. Namun, lebih penting dari itu adalah bagaimana guru bisa
memaknai hari guru ini dengan khidmat, sehingga tidak hanya menjadi hari
ceremonial tahunan saja. Artinya refleksi diri terus menerus dan meyakini bahwa
nasib generasi masa depan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas guru-gurunya.
Memperbaharui
niat menjadi guru hendaknya terus dikaji ulang, hal ini sangat berkaitan pada
keihklasan dan ketulusan dalam menjalankan tugas, serta dampak kinerja aktif
guru dalam proses belajar mengajar. Perjuangan guru dalam mendidik generasi
bangsa tidak lagi melihat pada perbedaan nasib antara teman sejawat dan kesamaan
hak dan posisi dengan teman sejawat. karena semua itu tidak akan ada habisnya
dan sampai kiamat pun perbedaan itu pasti ada. Namun jauh lebih penting dari
itu bahwa guru adalah pelita yang terus menerangi anak bangsa, guru profesi mulia
pahalanya terus mengalir, dan pengorbanan guru dihargai sama dengan jasa
pahlawan serta keutamaan lainnya.
Momen
hari guru ini, jadikan ajang instrospeksi
diri terhadap tugas dan tanggung jawab sebagai guru. Menjadi guru bukan profesi
sambilan menanti kesempatan lebih, lompat pagar lalu pindah profesi. Guru yang
profesional tidak lagi melihat berapa besar pendapatan yang diberi pemerintah. Akan
tetapi bertanya pada diri seberapa besar yang sudah disumbangkan untuk anak
bangsa. Mari, sebagai insan pendidik agar kita benar-benar menjadi pendidik
yang bertaqwa, beretika, profesional, dan berwawasan luas.
Ketika
profesi ini sudah jadi pilihan, maka jadilah seorang guru yang kehadirannya
ditunggu, hilangnya dirindu, ilmunya diburu, nasehatnya diseru, dan tingkah
lakunya ditiru. Jabatan guru tidak bersifat statis, tetapi dinamis. Implikasi
dari hal ini guru perlu senantiasa meningkatkan kompetensinya. Profesionalisme guru
adalah kompetensi untuk melaksanakan tugas dengan efektif. Dalam melaksanakan
tugasnya layaknya profesi seorang dokter, tidak boleh membedakan siswa
berdasarkan agama, suku bangsa, dan latar belakang ekonomi orang tua. Membedakan
berdasarkan minat dan bakat merupakan keniscayaan, guru terus melakukan tugas
mengajarnya dan semua itu tidak dianggap sebagai tindakan diskriminatif bagi
siswa.
Seorang
guru tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan kepada siswanya, tetapi juga mendidik
mereka. Mendidik tidak harus mengajar dibidang etika atau guru agama, mengajar
apa pun, setiap guru dapat menerapkan pendidikan, yakni mengajar dengan hati. Seorang
guru adalah pemimpin. Cara berpikir, sikap mental, dan perilakunya tercermin
dalam keseharian di depan dan di luar kelas, menjadi tauladan bagi siswa yang
diasuhnya. Seorang yang tidak dapat memimpin diri sendiri, mustahil menjadi seorang
guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Sepertinya
menjadi seorang guru yang baik itu tidak mudah. Apabila guru yang baik itu
sangat relatif dan subjektif. Berbeda untuk menjadi guru bergelar profesioanal
atau guru berprestasi, ini jelas indikator penilaiannya, jelas ada kriteria
ujiannya. Namun, guru yang baik dapat memberikan inspirasi untuk para muridnya.
Inspirasi ini dapat ditunjukkan para guru dengan memberikan tauladan dan
nasehat membangun pada anak-anak didik agar mereka belajar tanpa rasa takut
salah dan dikatakan tidak mampu.
Guru harus bisa
mengajak siswa yang merasa tidak bisa apa-apa untuk belajar menjadi bisa, guru
harus bisa memberikan motivasi untuk anak-anaknya. Guru tidak boleh memotivasi
siswanya untuk berani mati, tetapi harus memotivasi siswanya untuk berani menghadapi
hidupnya. Guru harus memiliki positif thingking kepada siswanya, tidak
menyembunyikan perasaannya, memandang peserta didik sama, mampu menciptakan
lingkungan belajar yang menyenangkan, kosisten, pandai, bijaksana, dan sanggup
memberikan bantuan secara maksimal kepada siswanya. Menjadi guru semuanya
tentang siswa.
Diakhir tulisan ini
saya tampilkan ucapan selamat hari guru dari siswa. “ happy teacher’s day
Bapak, semoga jadi guru yang tabah, sabar, dan tetaplah menjadi kebanggaan kami”.
Ucapan selamat hari guru dari anak didik saya. Dari harapan yang dipaparkan
mengidentikasikan bahwa guru hendaknya sabar menghadapi siswa dengan berbagai
karakter, tabah menghadapi berbagai persoalan hidup yang dihadapi guru, dan tetap
memberikan tauladan yang baik serta inspirasi sehingga menjadi kebanggaan buat
mereka. Doa itu sangat indah dan ikhlas dari anak didik, sangat menggugah jiwa untuk
terus menjadi pribadi guru yang baik dan terus menginspirasi.
****
Keep inspiring !
BalasHapus