MENJADI GURU BAHAGIA

Oleh: Syalma Hendri, S.Pd.I

            Untuk membangun bangsa yang besar, diperlukan orang-orang yang berpikir besar dan selalu bersikap positif, pemikiran ini sangat diperlukan bagi guru-guru yang berani tampil beda dan menjadi inspirasi bagi sekolah lainnya. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar tapi juga pendidik dan pencerdas bangsa, sukses mengajar tidak hanya dilihat dari mengerti atau tidak siswa akan pelajaran, nilainya bagus atau tidak, tetapi juga bagaimana agar siswa memiliki budi pekerti dan akhlak yang baik.

            Bahagia adalah sebuah kata dengan sejuta makna. Tidak ada syarat khusus untuk meraih kebahagiaan. Semua orang dari segala umur, jenis kelamin, profesi, dan bahkan status sosial berbeda berusaha mencari makna bahagia. Bahagia akan semakin bertambah, bila kita saling berbagi dengan sesama. Maka tidaklah aneh jika seorang guru adalah manusia yang paling bahagia di dunia. Guru sebagai orang yang setiap hari membagi ilmu pengetahuan kepada siswa, agar menjadikan hidup lebih berguna di hari esok.


            Jika ditanya apa tujuan hidup, hampir dipastian banyak yang mengatakan mencari kebahagiaan. Meskipun definisi kebahagiaan itu masih beragam antar satu orang dengan yang lainnya. Ada yang mengatakan bahagia jika mempunyai uang melimpah, atau mempunyai jabatan dan kekuasaan. Namun terbukti materi dan kekuasaan bukanlah jaminan seseorang mencapai kebahagiaan. Jadi bahagia adalah ketika ia dalam kondisi senang, riang, dan puas terhadap sesuatu yang diraihnya.  Momen seperti itulah tampaknya yang selalu diusahakan untuk dapat diraih oleh guru-guru.


            Ketika ditanya, apakah kita bagian dari guru yang bahagia? Jawabannya mungkin beragam tergantung niat yang tulus dalam menekuti profesi yang mulia ini, yakni sebagai pendidk. Jika ambisi menjadi guru adalah materi, bukanlah hal yang salah. Namun untuk mendapatkan kebahagiaan dalam menjalankan tugas sebagai seorang pendidik materi bukanlah jaminan. Meski pun pada tahap-tahap tertentu materi membuat manusia merasa bahagia. Akan tetatpi, jalan menuju kebahagiaan tidaklah tunggal, bisa jadi hal membahagiakan menurut kita, belum tentu menyenangkan bagi orang lain.


            Pada dasarnya bekerja itu adalah ibadah, dengan mengedepankan ketulusan dan keikhlasan. sehingga guru mendidik lebih mengutamakan imbalan yang bersifat akhirat dibandingkan duniawi. Dengan demikian, saat guru membimbing siswa akan membuat hati lebih ringan, ikhlas, dan sabar dalam menghadapi segala hambatan yang ditemui dalam kegiatan belajar mengajar. Guru tidak ikhlas justru akan menimbulkan banyak kekecewaan, akumulasinya dirasakan akan menimbulkan perasaan tidak bahagia.  Indikasi guru tidak bahagia terlalu sering mengeluh, keluhan muncul akibat kecewa terhadap pekerjaan yang dijalani dan ketidak nyamanan dalam melaksanakan tugas.


            Sumber kebahagian seorang guru ketika profesi yang digelutinya lebih mengedepankan ketulusan dan keikhlasan. Menyadari tugas mendidik memberikan bekal kepada siswa menjadi manusia yang bahagia. Mampu menjadikan kelas yang kita ajar menjadi harmonis dalam kegiatan belajar mengajar. Menjadikan kelas yang menyenangkan, ceria, dan penuh senyuman. Dengan ini akan menimbulkan kebahagiaan yang tentunya sulit kita ungkapkan dengan kata-kata.


            Tugas utama seorang pendidk pada dasarnya mengantarkan siswa bisa mengapai kebahagiaan dengan ilmu, karakter, dan nilai-nilai yang ditanamkan. Guru yang bahagia akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan dengan berbagai cara. Guru yang bahagia akan menularkan kebahagiaan kepada siswa dan rekan guru lainnya. Mari menjadi guru bahagia, bahagia gurunya, bahagia siswanya.


Pekanbaru, 21 November 2017



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERUBAHAN KURIKULUM, KENAPA TIDAK!