PARADIGMA GURU TERHADAP SISWA
Oleh : Syalma Hendri
Tentu kita sering mendengar istilah paradigma dan bahkan
kita sering menggunakan istilah tersebut. Namun ketika ditanya apa itu
paradigma kita tidak bisa menjawabnya secara menyeluruh. Dalam kehidupan
sehari-hari banyak sekali paradigma bisa kita lihat dengan kasat mata, baik
tentang paradigma pribadi, keluarga, maupun masyarakat.
Untuk lebih mengenal arti paradigma tersebut, marilah
kita telaah pengertian paradigma yang sesungguhnya. Secara bahasa paradigma
adalah model, teori, persepsi, atau karangka acuan. Sedangkan secara istilah
paradigma adalah cara melihat dunia yang berkaitan dengan pengertian visual
dari tindakan melihat, cara pandang terhadap sesuatu merupakan sumber dari
seseorang bertindak, atau bersikap dari apa yang dilihat itu benar.
Nah dari pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa
paradigma bisa muncul dari proses melihat, lalu dipikirkan dengan matang atas
perantaraan akal maka timbullah sebuah perbuatan. Namun paradigma tidak selalu
benar sesuai dengan apa yang kita lihat seutuhnya. Untuk menguji kita
mempersepsikan sesuatu yang benar sangat diperlukan kejelian berpikir dan
kemudian dibarengi dengan perasaan (hati).
Paradigma seseorang terhadap sesuatu bisa muncul dengan
berbagai cara bisa melalui kata-kata, pemikiran, maupun perbuatan. Ada satu
satu contoh paradigma dari beberapa contoh paradigma yang terjadi di
masyarakat. Ada seseorang sedang merathon sebut saja namanya andi. Orang yang
merathon tentu saja mengeluarkan energi yang banyak dengan nafas yang
terengah-engah, itu pula yang dialami andi. Kemudian andi hendak melepaskan
lelahnya dengan bertelekan kemobil yang berada ditepi jurang. Kemudian datang
seseorang dengan gerakan reflek mendorong mobi tersebut kejurang.
Dari peristiwa tersebut dapat kita ambil suatu
kesimpulan. Orang yang mendorong mobil kejurang dengan maksud membantu andi
untuk mendorong mobilnya kejurang ternyata salah persepsi. Andi hanya ingin
melepaskan lelahnya dengan bertelekan kemobil tersebut. Maka tidak semua apa
yang kita lihat seperti itu adanya, itulah salah satu paradigma yang salah yang
ditimbulkan akibat dari cara pandang manusia terhadap sesuatu. Oleh sebab itu
paradigma dapat mengalami arah positif dan negatif, bisa terjadi secara cepat
dan bertahap, dan bisa benar dan salah.
Saya juga pernah menemukan siswa yang sering tidur ketika
waktu jam pelajaran saya setiap hari senin pagi. Di awal sya menganggap siswa
tersebut malas belajar, saya selalu menegur dan bahkan memarahinya. Siswa
tersebut hanya diam, dan sekali-kali ada raut sedih diwajahnya. Pada suatu
malam saya menerima BBM darinya, isi percakapan intinya siswa tersebut minta
maaf karena sering tidur di jam pelajaran saya. Dia menceritakan semua
permasalahannya, bahwa dia adalah anak piatu yang tinggal ibunya. Ayahnya
menikah lagi, dan ada hubungan ketidak harmonisan hubungan antara anak dan ibu
tirinya. Akhirnya setiap minggu dia bekerja casual catering sampai malam untuk
biaya uang jajan di sekolah. Seninnya dia kelelahan sampai ketiduran. Saya
terenyuh dan terpaku, pada akhirnya saya mengerti dan juga meminta maaf karena
sering memarahinya.
Jadi kita sebagai guru jangan sampai memparadigmakan yang
salah. Jangan kita menganggap anak didik tidak dapat pelajaran karena bodoh dan
jangan menganggap anak didik ribut tidak belajar. Kita tidak boleh mengklaim
anak didik kita bodoh, nakal, pemalas, kurang ajar dan sebagainya. Kita harus
menyelusuri terlebih dahulu sebab-sebab kenapa anak didik kita malas belajar,
nakal, dan bodoh. Sebagai seorang guru dan sebagai seorang pendidik kita harus
pandai dan jeli dalam mempersepsi sesuatu, sehingga kita tidak salah dalam
bentuk kata-kata, pemikiran dan perbuatan.
Anak
didik adalah anak yang belum dewasa yang memerlukan bimbingan dan pertolongan
orang lain yang sudah dewasa untuk mencapai kedewasaan, guna dapat melaksanakan
tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai pribadi dan individu. Berdasarkan
pengertian tersebut maka pendidik yang baik adalah yang selalu memberikan
pencerahan ilmu kepada anak didiknya tanpa mengenal lelah dengan bimbingan
untuk mencapai titik kedewasaan mereka.
Terbit di Forum Guru
Riau Pos 2017
Komentar
Posting Komentar